Sabtu, 27 November 2010

Penelitian Bersama Indonesia, Australia & Jepang Berhasil Temukan Hewan Spesies Baru "Sarax" di Kalimantan Timur





Hari Nugroho (kanan) Peneliti Puslit Biologi - LIPI


(Kalimantan Timur-Indonesia) Kayanya keanekaragaman hayati Indonesia kini terbukti kembali dengan ditemukannya Kalicemeti jenis baru di gua-gua yang terdapat di Kalimantan Timur, saat penelitian bersama yang dilakukan oleh peneliti Jepang, Australia, dan LIPI Indonesia belum lama ini.

Penelitian yang dipimpin oleh peneliti zoologi LIPI Cahyo Rahmadi, peneliti Australia Dr. M.S. Harvey, dan Dr. J. Kojima dari Jepang ini, berhasil menemukan 4 jenis Sarax atau Kala Cemeti baru. Kalacemeti sendiri merupakan sejenis laba-laba yang biasa hidup di dinding goa. Perbedaan antara Kalacemeti dan laba-laba terletak pada kakinya. Laba-laba memiliki 4 pasang kaki untuk berjalan, sedangkan Kalacemeti 3 pasang kaki untuk berjalan dan 1 pasang kaki di bagian depan yang mirip seperti antena.

Keempat Jenis Kalacemeti yang baru teridentifikasi ini, yaitu Sarax yayukae, Sarax sangkulirangesis, Sarax mardua, dan Sarax cavernicola, yang ditemukan di goa Sangkulirang dan Pegunungan Muller di Kalimantan Tengah dan Timur.

Sarax cavernicola memiliki 3 antena yang ukurannya hampir sama dengan kakinya, tubuh yang cukup besar, dan warna yang pucat. Spesies ini merupakan yang terbesar diantara tiga Kalacemeti lainnya dengan panjang tubuh mencapai 16 mm. Ditemukan di Gua Sangkulirang, Kalimantan Timur.

Kalacemeti kedua, Sarax mardua memiliki panjang sekitar 10 mm, dengan kaki yang memanjang. Yang membedakannya dengan spesies lainnya yaitu antena yang terdapat pada kakinya. Ditemukan di Gua Mardua, dan Sangkulirang, Kalimantan Timur.

Sedangkan Sarax sangkulirangensis, merupakan Kalacemeti dengan ukuran terkecil yaitu sepanjang 9 mm, serta tubuh berwarna kehijauan, dengan ukuran mata yang besar dan kaki pendek. Kalacemeti jantan jenis ini memiliki kaki lebih panjang dibandingkan dengan betinanya. Ditemukan di Gua Sangkulirang, Kalimantan Timur.

Terakhir, Sarax yayukae, memiliki tubuh yang tidak jauh berbeda dengan Sarax sangkulirangensis, hanya saja Sarax yayukae tidak hanya hidup di gua, tapi juga di hutan. Namanya sendiri diambil dari peneliti asal Indonesia DR. Yayuk R. Suhardjono, atas kontribusinya dalam bidang penelitian biologi gua. Ditemukan di Kalimantan Barat dan Pulau Manukan.

Menurut Cahyo, dari seluruh dunia baru 15 jenis Kala Cemeti yang berhasil teridentifikasi, dengan 6 jenis diantaranya terdapat di Indonesia, dan keempat jenis Kalacemeti jenis baru yang belum lama ditemukan ini, terbukti hanya terdapat di goa-goa pulau Kalimantan, Indonesia.

Penelitian ini menghabiskan waktu hampir 6 tahun untuk memastikan bahwa Kalacemeti yang ditemukan merupakan hewan spesies baru. Hal ini disebabkan dua hal, yaitu tidak ada peneliti khusus spesies laba-laba khususnya jenis Kalacemeti di Indonesia selama 95 tahun terakhir, sehingga informasi mengenai laba-laba dari Indonesia dan Asia Tenggara sangat terbatas. Sedangkan alasan kedua, yaitu dua spesies terakhir yang ditemukan sebelumnya, disimpan di museum Genova, Italia, sehingga para peneliti yang mendapatkan Kalacemeti jenis baru ini, harus melakukan pemeriksaan silang yang menghabiskan waktu
cukup lama.

"Penemuan baru ini tentu saja tidak hanya bermanfaat bagi Indonesia, tapi juga bagi ilmu pengetahuan dunia. Saya rasa, masih banyak hewan-hewan jenis baru di Indonesia. Oleh karena itu perlu penelitian lebih lanjut untuk menjelajahi seluruh Indonesia," ujar Kojima. (Nova/JS)


Artikel ini ditulis oleh Nusantara-news : October 14, 2010
Artikel ini diunggah oleh Pramono pada tanggal 19 November 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar